"Perbedaan nasib di usia yang sama"
Pagi-pagi memang kadang jadwalku mengantar adikku yang masih kelas 3 sekolah dasar ke sekolahnya. Cerah. Hari itu cuaca cerah. Hangatnya sinar mentari pagi menyinari setiap makhluk yang membutuhkannya.
Anak-anak lain pun mulai terlihat lalu lalang di jalan menuju sekolah. Mereka mengenakan seragam sekolah.
Di balik anak-anak kecil yang mengenakan seragam itu terlihat dua anak kecil di dekat tempat sampah. Anak-anak kecil. Pakaian-pakaian kumal mereka. Kaki-kaki yang beralaskan tanah. Pundak-pundak yang terbebani karung. Tangan-tangan yang membawa besi. Pemulung. Ya anak-anak yang memulung.
Di saat teman-teman sebaya mereka tertawa dengan gembira. Pakaian-pakaian bersih. Kaki-kaki yang beralaskan sepatu hitam lengkap dengan kaos kaki. Pundak_pundak yang terbebani tas berisikan sejuta ilmu bukan karung berisikan barang bekas. Tangan-tangan yang membawa botol minuman.
Terlihat pancaran dari dua bola mata mereka. Mata yang tengah melihat teman berseragamkan merah putih. Pancaran keinginan mendapatkan hak itu. Hak yang sama mendapatkan pendidikan sebagai anak bangsa yang meraih cita-cita. Perbedaan yang terlihat di usia yang sama. Perbedaan keberuntungan hidup antara anak-anak yang berbeda nasib.
Apakah mereka bisa dapatkan sejuta ilmu itu? Ataukah tetap pada nasib memulungnya?
Hal yang jelas ADA di sekitar kehidupan kita. Di kehidupan yang mana perbedaan nasib sangat mencolok.
2 komentar:
mereka bisa dapatkan sejuta ilmu,meskipun mereka tidak pernah sekolah........
karna tmpat ilmu tu gag hanya di sekolah saja.........
betuul banget...ilmu yang mereka dapet belum tentu kita dapetin...>.<
belum tentu pula kita bakal sekuat mereka..
Posting Komentar