Pendidikan untuk yang tidak mampu

     Pernah liat film Laskar Pelangi??Sebuah film yang memperlihatkan bagaimana sistem pendidikan pada di Indonesia pada tahun 1970an yang masih membatas-bataskan hak seseorang yang seharusnya bisa mendapatkan haknya mendapatkan pendidikan di belitung.

     Tapi bukan hanya tahun 1970an itu saja batas-batas pendidikan itu.Bahkan di era demokrasi sekarang pun,sistem pendidikan masih terlihat membatas-bataskan hak seorang anak mendapatkan pendidikan.Memang sekarang sudah ada sekolah yang membebaskan biaya sekolah.Tapi masih banyak anak-anak tidak mampu yang hanya bisa meratap karena keinginannya untuk sekolah harus ia tepis karena ketidakmampuan orang tuanya membiayai.Bahkan mereka harus merasakan pahitnya kehidupan jalanan di usia yang sangat sangat dini.Miris memang.Tapi apa yang bisa mereka lakukan?Walau dengan hati berat mereka tetap laksanakan itu untuk sedikit membantu keadaan keluarga.

    Mereka butuh kesadaran pemerintah yang bisa membantu mewujudkan keinginan mereka sekedar membaca buku pelajaran dan mendapatkan ilmu dari guru-guru.Pemerintah memilih sekolah gratis yang membebaskan dari uang spp dan mendapat pinjaman buku.Tapi kenapa bukan sekolah untuk anak-anak miskin.Anak-anak miskin yang seharusnya mendapatkan hak itu.Pemerintah memang saya rasa kurang peduli dengan rakyat miskin yang jauh lebih membutuhkan perhatian dari segala aspek kehidupan.Sekolah untuk rakyat miskin saya rasa jauh lebih membantu mengurangi tingkat kebodohan di Indonesia.Karena banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah jauh memiliki potensi dibanding anak-anak kaya yang bisa sekolah tapi tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

    Setiap saya lewat jalanan yang saat ini banyak anak-anak  yang menjalani kehidupannya di jalanan,saya selalu berpikir 'kenapa mereka harus menjalani itu?'.

    Pendidikan merupakan hal dasar yang tidak bisa disepelekan.Oleh karena itu,pemerintah diharapkan bisa memperbaiki sistem pendidikan.Sistem pendidikan yang dapat membuka kesempatan anak mendapatkan pendidikan yang layak.Memperhatikan anak-anak tidak mampu untuk dapat mewujudkan mimpi-mimpi mereka membangun bangsa.